Senin, 22 Juni 2015

Minions yang "Lucu"


**!!! SPOILER ALERT !!!**

 Untuk Anda yang berharap mengenai review film seadanya serta bagi Anda yang belum menonton film ini, harap segera menutup halaman ini jika tidak ingin pengalaman berharga Anda selama 91 menit di bioskop nantinya akan rusak.

Tapi jika Anda tidak peduli akan semua itu, 
selamat menikmati :)

_________________________________________________________________________________





Siapa yang tidak tahu makhluk kuning, imut, penyuka pisang dan kaki tangan Gru yang paling setia serta konyol ini? Yap, minion. Kaum celana monyet ini bahkan sudah eksis di Bumi sebelum manusia. Setidaknya begitulah cerita film spin-off Despicable Me ini, Minions.


Terlepas dari tingkah laku dan bentuk mereka yang lucu, nampaknya penonton maniak kaum minion begitu terlena dengan film Minions. Tentu sudah banyak film dengan bungkus ala Amerika yang spontan dengan latar belakang Inggris yang kaku. Bahkan banyak sudah review film ini menyatakan bahwa kemasan humor renyah yang ditawarkan oleh film ini menyepelekan pesan moral, alur cerita, atau kaum minion sebagai tokoh cerita utama film ini. 

Tetapi bagaimana jika humor yang mereka sajikan merupakan humor dewasa dosis kuda berpadu dengan kesadaran anak-anak dan sarat akan makna?
  1. Pembukaan film ini sangat menarik seperti games masa lalu, Feeding Frenzy, dan sangat… Darwin.
    Survival of the fittest… Yah, mungkin frase ini adalah inti dari film ini. Tidak perlu diragukan lagi siapa yang tidak pernah mendengar inti teori evolusi ini dalam buku On the Origin of the Species (1869) karya Darwin.
  2. Minion yang kecil, lucu dan ratusan selalu siap sedia dibelakang tuannya sang predator (atau pemimpin terbengis) pada masanya. Yah, walaupun pada akhirnya mereka menyebabkan kematian si tuan.
    Jadi, siapa yang ada di belakang tiap pemimpin dan penguasa dunia dari dulu hingga sekarang ini?
  3. Saat kaum Minion menyusul kelompok Kevin dari Antartika, mereka melewati Australia, India & Amerika sebelum akhirnya tiba di Inggris.
    Nah, saatnya pelajaran sejarah! Ketiga negara tersebut adalah bekas jajahan Kerajaan Inggris. Mereka mendapatkan kemerdekaannya dari kemurahan hati Sang Ratu Inggris. Persemakmuran Australia mendapatkan kemerdekaannya dalam rentang tahun 1901 hingga 1986. Sementara Republik India pada tahun 1947 hingga 1950. Amerika (US) sendiri pada tahun 1776 hingga 1959.
  4. EH! Tunggu, mungkin ini tambahan untuk poin ke-3. Mereka singgah bukan di Amerika secara lokasi sebenarnya, tetapi pada studio pengambilan gambar pendaratan Neil Armstrong di bulan. Bendera Amerika terlihat diantara dua astronot berkostum lengkap dengan background Bumi dari kejauhan.
    Banyak rekaman menyatakan peristiwa bersejarah ini merupakan kejadian sesungguhnya. Tapi seiring berjalannya waktu, berkembang teori dan pembuktian baru yang menyatakan bahwa peristiwa tersebut hanya rekyasa. Rekayasa atau kejadian sesungguhnya? Mungkin hingga kini hanya NASA yang bisa menjawabnya.
  5. Ratu Inggris yang digambarkan sangat tenang dalam bertindak walau pun brutal, kuat, dan minum bir.
    Brutal saat menghajar salah satu minion yang ingin merebut mahkota St. Edward miliknya, kuat karena sang ratu mampu mengalahkan pria berotot beradu panco kemudian minum bir. Tidak sulit rupanya membayangkan Sang Ratu Inggris tanpa protokol keanggunannya....
  6. Bob si minion mampu melepaskan pedang dalam legenda, Excalibur.
    Excalibur, berdasarkan mitos Raja Arthur, merupakan pedang dalam batu yang mampu dicabut oleh Arthur sehingga dia menjadi Raja. Mitos ini juga seirama dengan mitos Norwegia tentang Sigurd yang mampu mencabut pedang Gram dari pohon Barnstokkr. Siapa pun yang mampu mencabutnya dianggap mampu menjadi pemimpin dan karena itu diangkat menjadi Raja.
  7. Ketika kabur dari ruang penyiksaan istana, trio Kevin melewati gorong-gorong yang ternyata salah satu ujungnya adalah zebra cross Abbey Road dimana The Beatles sedang melakukan penyebrangan bersejarah di cover album mereka, Abbey Road.
    Apa?! Abbey Road? The Beatles? Para maniak teori konspirasi sepertinya mulai mengeryitkan dahi... Hahaha, hanya bercanda. 
  8. Banyaknya kosakata Bahasa Indonesia yang digunakan dalam minionese. Terutama kejutan di hampir-akhir film: Terima kasih.
    Pierre Coffin, direktur produksi merangkap pencipta dan pengisi suara para minion, merupakan warga Perancis dan anak kandung novelis kawakan Indonesia, N.H. Dini. Dia menganggap Bahasa Indonesia merupakan salah satu Bahasa terindah di dunia karena pengucapannya yang berima. Karena itu, banyak kata bahasa Indonesia digunakan para minion. Mungkin karena cintanya kepada negeri ini juga yang menyebabkan Indonesia dipilih sebagai tempat penayangan perdana film ini.
  9. Satu hal yang pasti: Minion tidak menginginkan kekuasaan.
    Tujuan hidup mereka hanya mengabdi pada bos terbengis yang bisa mereka temukan. Ketika Bob menjadi Raja Inggris, walau tanpa sengaja, dia dengan senang hati menyerahkan posisinya pada Boss mereka saat itu, Scarlet Overkill.
    Ok! Mari kita lihat dari segi bahasa… Minion (kata benda) menurut kamus Merriam-Webster berarti seseorang yang tidak berkuasa atau penting dan menuruti perintah dari pemimpin yang berkuasa. Kata minion sendiri merupakan kata serapan dari kata Bahasa Perancis, mignon, yang berarti manis & imut.
Jika film ini hanya lelucon semata, lalu apa yang bisa kita lihat dari film ini? Tentu saja, kepemimpinan dan persaudaraan yang diperlihatkan oleh trio Kevin, Stuart dan Bob sepanjang film ini. Kevin dengan inisiatif dan intuisinya mampu membawa kedua rekannya untuk melangkah lebih jauh dari pada minion yang lain. Sementara hubungannya dengan Stuart si nyentrik dan Bob si lugu seolah mengeliminasi perannya sebagai pemimpin karena dengan semangat persaudaraannya mereka mampu mencapai tujuan mereka selama ini.

Wow, setidaknya ada 9 humor ala minion yang bisa disebutkan disini. Tetap saja, kartun adalah dunia bebas yang hanya bisa dibatasi oleh imajinasi kreatornya. Apa pun bisa terjadi, apa pun bisa menjadi seperti tangan tak terlihat yang mengatur dunia ini.